Betapa banyak dari kalangan muda berhenti dari mengejar cita-cita, kehendak mulia, mimpi-mimpi fantastis dalam capaian prestasi, hanya lantaran keteledoran, hanya karna ulah menyimpang yang mulanya hanya iseng iseng belaka, atau mental ‘nanti dulu’, atau sikap ‘sebentar dulu’.akhirnya lama kelamaan jiwanya mulai layu, semangat mulai redup. Gairah berkaryanya semakin kering. Akhirnya ia pun terhenti dari segala harapan yang telah menanti di ujung kerja kerasnya.
Malam Jumat itu seusai solat isya’ para santri asik ngobrolin sang kyai yang tak kunjung datang mengisi tausiah, banyak dari santri yang menduga tausiyah bakal dibatalin. Tentu aku dan kawan kawan bingugn apa yang muski dikerjain malam itu, mau tidur..,udah tadi siang di sekolah!, mau makan..,paling menunya gituan, kalo ngrumpi?,alah...... ngga’ usah disebutin jelas itu DOSA!. Kalo sudah begini bengong bareng deh!.
Sedang enak-enaknya bengong, tiba-tiba “DOARR” benturan pintu membuat kesunyian kamarku terpecah, ternyata setelah di telusuri Rio atau panggil saja O-lah penyebabnya.
“Asal kalian tahu!, udara bebas telah menanti kita, tunggu apa lagi mumpung Ustadz-Ustadz pada lenggah” teriak O layaknya Bung tomo.
“ Anta ga’ usah mimpi! Kalo ketahuan kita bisa jadi jama’ah botak.” Saut Tahta menolaknya.
“ Alah.... not effect lagipula cuman semalam!” bantah Afix mendukung O.