Rabu, 21 September 2016

Proker Kuliah Kerja Nyata UAD LIX : Penanaman Pohon Ploso

Dan menelusuri Asal-usul Ploso dari Sejarah Singkat Desa Banguncipto


Proker kerja KKN kami saat itu salah satunya adalah Penanaman Pohon Ploso (karena memang saat itu kami tinggal di Dusun Ploso). Program kerja ini sesuai dengan permintaan bapak Dukuh yang menginginkan adanya pohon Ploso di daerah tersebut, karena dulunya ada pohon Ploso, namun sekarang sudah tidak ada (karena sudah ditebang). Pohon ini nantinya akan dijadikan sebagai ikon Dusun Ploso.
Sumber : http://plosonesia.blogspot.co.id/2015/03/sejarah-desa-ploso.html

Karena kami sudah menyanggupi untuk penanaman Pohon Ploso. Akhirnya di tulislah program kerja Non Tematik dengan nama Program “Penanaman Pohon Ploso”. Setelah itu langkah pertama adalah mengubungi dinas perhutanan, namun hasilnya NIHIL. Kami di rekomendasikan ke Dinas Pertanian, hasilnya sama, NIHIL juga. Dan dari sana dilemparkan lagi di bagian penangkaran Pohon, namanya BNKP kalo tidak salah. Semua NIHIL dan saling lempar melempar.  Saking frustasinya, akhirnya rasa ingin tahu tentang sejarahnya Dusun Ploso pun ada, waktu Tanya ke penduduknya, ternyata juga ngga tau. Dan cari Informasi di Mbah Google akhirnya dapat, yeaah !!

Jadi untuk Cerita ini saya ambil dari Dokumen file Rencana Pembangunan Desa Banguncipto. Begini  sejarah singkatnya terbentuk Desa Banguncipto yaitu bersumber dari 3 Tokoh Legenda di Kelurahan Banaran lama dan 2 tokoh di kelurahan Bantar Lama.

Dari tokoh legenda tersebut muncul cerita bahwa terbentuknya kelurahan Bantar lama, terjadi karena pada waktu itu Panembahan Senopati mengutus Manggalayuda dan prajurit untuk meredam dan menangkap Bupati Mangir yang memberontak kepada Kerajaan Majapahit. Dalam perjalanannya prajurit Mataram tersebut dapat dikalahkan dan hanya tinggal dua Manggalayuda yaitu Kyai Bantar dan Kyai Dumeling. Karena keduanya tidak berani pulang ke Kerajaan Mataram, mereka menetap di wilayah Bantar sebelah barat sungai Progo. Dalam pengasingannya mereka sering mengadu kesaktiaan, karena kesaktianya seimbang maka tidak ada yang kalah dan yang menang. Tempat bertandingnya di batu lebar seperti tikar (jawa= kloso) sehingga disebut “Kemloso” sekarang disebut Ploso. Karena keduanya memeluk agama Islam kemudian keduanya membangun tempat ibadah untuk sholat bersama sesuai dengan tuntunan agama Islam. Tempat itu adalah “Migit” (sekarang Malangan). Oleh masyarakat sekitar masjid itu di sebut “masjid Tiban”. Karena keduanya hidup rukun tempat yang didiami diutara Migit yang ditempati Kyai Bantar disebut Bantar, dan tempat yang didiami Kyai Dumeling disebut Beling (sekarang Bantar Wetan ). Disebelah barat Bantar dan Beling terdapat pegunungan untuk pertanian dengan menanam palawija seperti kedelai, jagung, ketela, cantel, kacang dan sebagainya, sehingga daerah tersebut dinamakan “Bantar Rejo” (sekarang Bantarjo).

Selanjutnya cerita terbentuknya Kelurahan Banaran Lama terjadi karena adanya legenda Kyai Panembahan dan Nyai Panembahan Sorogeni yang merupakan orang pertama yang menempati daerah Banaran untuk waktu yang cukup lama dengan ditandai dengan membuat sebuah sumur yang masyarakat sekitar menamakan sumur “NGASON ” yang artinya tempat istirahat sementara di daerah perbukitan kecil mencari udara segar sehingga dinamakan “BANAR” sekarang masyarakat menyebutnya Banaran. 

Setelah indonesia merdeka pada tahun 17 Agustus 1945 kedua wilayah Kelurahan Banaran dan Kelurahan Bantar terjadi perubahan. Pada tahun 1948 berdasarkan Peraturan Pemerintah Propinsi DI Yogyakarta maka tanggal 1 Oktober 1951 terjadi penggabungan dua Kelurahan Lama menjadi Kelurahan Banguncipto yang terdiri dari 6 pedukuhan yaitu : Bantar Kulon, Bantar Wetan, Ploso, Bantarjo, Banaran Lor dan Banaran Kidul .

Begitulah sejarah yang sudah kami dapat dari sumber diatas. Jadi Intinya, Ploso itu diambil dari kata “kloso” atau tikar.  Lalu kaitannya dengan Pohon Ploso apa ya?? Hehehehe kami juga ngga tau.  Intinya tokoh masyarakat disana menginginkan pohon Ploso agar dijadikan Icon Dusun. Saat 17-an kemarin KKN UAD telah bekerja sama dengan Pemuda KARTIKA sebagai upaya dalam pencarian Pohon tersebut. Pernah beberapa kali mendapati pohon yang mirip namun ternyata bukan. Hikz :’(

Kami selaku KKN UAD unit 1.B1 meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada warga Dusun Ploso karena Proker mengenai penanaman Ploso ini belum dapat dilaksanakan sebagaimana rencana awalnya. Semoga Pohon Ploso dapat segera di temukan dan diambil sebagai Icon-nya Dusun Ploso, Amiiin….


0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes Powered by Blogger | DSW printable coupons