Dan menelusuri Asal-usul Ploso dari Sejarah Singkat Desa Banguncipto
Proker
kerja KKN kami saat itu salah satunya adalah Penanaman Pohon Ploso (karena
memang saat itu kami tinggal di Dusun Ploso). Program kerja ini sesuai dengan
permintaan bapak Dukuh yang menginginkan adanya pohon Ploso di daerah tersebut,
karena dulunya ada pohon Ploso, namun sekarang sudah tidak ada (karena sudah
ditebang). Pohon ini nantinya akan dijadikan sebagai ikon Dusun Ploso.
Sumber : http://plosonesia.blogspot.co.id/2015/03/sejarah-desa-ploso.html |
Karena
kami sudah menyanggupi untuk penanaman Pohon Ploso. Akhirnya di tulislah
program kerja Non Tematik dengan nama Program “Penanaman Pohon Ploso”. Setelah
itu langkah pertama adalah mengubungi dinas perhutanan, namun hasilnya NIHIL.
Kami di rekomendasikan ke Dinas Pertanian, hasilnya sama, NIHIL juga. Dan dari
sana dilemparkan lagi di bagian penangkaran Pohon, namanya BNKP kalo tidak
salah. Semua NIHIL dan saling lempar melempar.
Saking frustasinya, akhirnya rasa ingin tahu tentang sejarahnya Dusun
Ploso pun ada, waktu Tanya ke penduduknya, ternyata juga ngga tau. Dan cari
Informasi di Mbah Google akhirnya dapat, yeaah !!
Jadi
untuk Cerita ini saya ambil dari Dokumen file Rencana Pembangunan Desa
Banguncipto. Begini sejarah singkatnya terbentuk Desa Banguncipto
yaitu bersumber dari 3 Tokoh Legenda di Kelurahan Banaran lama dan 2 tokoh di
kelurahan Bantar Lama.
Dari
tokoh legenda tersebut muncul cerita bahwa terbentuknya kelurahan Bantar lama,
terjadi karena pada waktu itu Panembahan Senopati mengutus Manggalayuda dan
prajurit untuk meredam dan menangkap Bupati Mangir yang memberontak kepada
Kerajaan Majapahit. Dalam perjalanannya prajurit Mataram tersebut dapat
dikalahkan dan hanya tinggal dua Manggalayuda yaitu Kyai Bantar dan Kyai
Dumeling. Karena keduanya tidak berani pulang ke Kerajaan Mataram, mereka
menetap di wilayah Bantar sebelah barat sungai Progo. Dalam pengasingannya
mereka sering mengadu kesaktiaan, karena kesaktianya seimbang maka tidak ada
yang kalah dan yang menang. Tempat bertandingnya di batu lebar seperti tikar
(jawa= kloso) sehingga disebut “Kemloso” sekarang disebut Ploso. Karena
keduanya memeluk agama Islam kemudian keduanya membangun tempat ibadah untuk
sholat bersama sesuai dengan tuntunan agama Islam. Tempat itu adalah “Migit”
(sekarang Malangan). Oleh masyarakat sekitar masjid itu di sebut “masjid
Tiban”. Karena keduanya hidup rukun tempat yang didiami diutara Migit yang
ditempati Kyai Bantar disebut Bantar, dan tempat yang didiami Kyai Dumeling
disebut Beling (sekarang Bantar Wetan ). Disebelah barat Bantar dan Beling
terdapat pegunungan untuk pertanian dengan menanam palawija seperti kedelai,
jagung, ketela, cantel, kacang dan sebagainya, sehingga daerah tersebut
dinamakan “Bantar Rejo” (sekarang Bantarjo).
Selanjutnya
cerita terbentuknya Kelurahan Banaran Lama terjadi karena adanya legenda Kyai
Panembahan dan Nyai Panembahan Sorogeni yang merupakan orang pertama yang
menempati daerah Banaran untuk waktu yang cukup lama dengan ditandai dengan
membuat sebuah sumur yang masyarakat sekitar menamakan sumur “NGASON ” yang
artinya tempat istirahat sementara di daerah perbukitan kecil mencari udara
segar sehingga dinamakan “BANAR” sekarang masyarakat menyebutnya Banaran.
Setelah
indonesia merdeka pada tahun 17 Agustus 1945 kedua wilayah Kelurahan Banaran
dan Kelurahan Bantar terjadi perubahan. Pada tahun 1948 berdasarkan Peraturan
Pemerintah Propinsi DI Yogyakarta maka tanggal 1 Oktober 1951 terjadi
penggabungan dua Kelurahan Lama menjadi Kelurahan Banguncipto yang terdiri dari
6 pedukuhan yaitu : Bantar Kulon, Bantar Wetan, Ploso, Bantarjo, Banaran Lor
dan Banaran Kidul .
Begitulah sejarah yang sudah kami dapat dari
sumber diatas. Jadi Intinya, Ploso itu diambil dari kata “kloso” atau
tikar. Lalu kaitannya dengan Pohon Ploso
apa ya?? Hehehehe kami juga ngga tau. Intinya
tokoh masyarakat disana menginginkan pohon Ploso agar dijadikan Icon Dusun. Saat
17-an kemarin KKN UAD telah bekerja sama dengan Pemuda KARTIKA sebagai upaya
dalam pencarian Pohon tersebut. Pernah beberapa kali mendapati pohon yang mirip
namun ternyata bukan. Hikz :’(
Kami selaku KKN UAD unit 1.B1 meminta maaf yang
sebesar-besarnya kepada warga Dusun Ploso karena Proker mengenai penanaman
Ploso ini belum dapat dilaksanakan sebagaimana rencana awalnya. Semoga Pohon
Ploso dapat segera di temukan dan diambil sebagai Icon-nya Dusun Ploso,
Amiiin….
0 komentar:
Posting Komentar