Butuh waktu 4 jam untuk sampai ke hotel dari lokasi
Studio Net.tv. Sekitar Pukul 01.00 WIB rombongan tiba di hotel Hyper Inn untuk
menginap dan beristirahat. Di hari ke 2 tanggal 10 September akhirnya tiba di
Bandung. Kemudian setelah sarapan pagi, pukul 08 WIB meninggalkan tempat
ini dan menuju ke lokasi Kunjungan indstri selanjutnya yaitu PT Dirgantara.
Banyak sekali peraturan yang harus dipatuhi selama berada disana. Bahkan di depan gerbang pun kami tak boleh mengambil foto. Ketika masuk disana, seorang staff menjadi pemandu dan kami harus berbaris rapi 3 shaf dan jalan sesuai irama.
Gedung pertama yang dikunjungi adalah pembuatan
kerangka-kerangka pesawat. Sebagian besar terbuat dari bahan alumunium dan
campuran unsur lainnya. Awalnya bahan-bahan yang digunakan untuk membuat
kerangka berasal dari bongkahan-bongkahan metal yang berbentuk balok.
Bongkahan-bongkahan balok itu kebanyakan diimpor dari berbagai negara, seperti
Amerika, Spanyol, dan negara-negara lainnya. Entah bagaimana proses pembentukan
kerangka pesawat dari bongkahan-bongkahan balok hingga menjadi bagian-bagian
badan pesawat. Yang jelas, mereka memerlukan mesin controller CNC yang berat, besar, dan canggih untuk
mengatasinya. Kami hanya diperbolehkan melihat dari jarak beberapa meter dari
jalan utama.
Ada beberapa kriteria dalam penyusunan badan pesawat.
Material yang dipilih haruslah material yang ringan seperti alumunium akan
tetapi memiliki kekuatan seperti seperti baja. Mereka biasa menyebutnya
material Composite, yaitu istilah untuk campuran dua jenis material atau lebih
dengan struktur tertentu. Biasanya struktur
pesawat terbang composite ini dikenal dengan sebutan sarang lebah (honeycom)
karena memiliki kualitas yang sangat cocok dengan kriterianya yang kuat dan
ringan.
Di PT DI ini tak banyak pegawai yang dipekerjakan,
gedung-gedung disana ada yang tak terawat dan terlihat kusam. Tapi katanya
masih bekerja dengan baik, mungkin hanya terlihat dari luarnya saja, ntah
bagaimana keadaan dalam gedung. Menurut pemandu kami, tahun depam mereka akan
merekrut banyak karyawan karena akhir-akhir ini PT DI mengalami kemajuan pesat.
Saat kami mengunjunginya, mereka sedang membuat pesawat milik kemiliteran
negara Thailand. Mereka tinggal membuat barang jadinya saja, karena bahan dan
kerangka sudah disiapkan oleh negara tersebut.
Selain itu, PT Dirgantara juga memiliki lahan yang sangat luas,
banyak pesawat yang sudah tak ada lagi surat izin terbang, sehingg a hanya
menjadi bahan tontonan di lapangan. Tempat ini ternyata juka dijadikan sebagai
pembuatan film Indonesia yang berjudul Habibi dan Ainun.
Pose di lapangan Dirgantara |
Asap karbon yang dikeluarkan pesawat berbentuk hati <3 <3 |
Atraksi yang dilakukan pesawat |
Disana kami menyaksikan atraksi pesawat yang sangat memukau,
mengeluarakan gas karbon membentuk hati di lautan udara, luar biasa!!(Naff)
0 komentar:
Posting Komentar